Pernah jadi makjomblang teman yang duda berusia 50 tahun. Teman ini sudah menduda selama 5 tahun. Dia sangat agamais. Kebetulan ada teman saya punya sekretaris jomblo berusia 42 tahun. Saya usulkan untuk menjodohkan mereka. Di sepakati pertemuan diadakan di restoran. Ketika bertemu dengan wanita itu. Saya perhatikan wanita itu muslimah yang taat. Pakai hijab dan terpelajar. Waktu wanita itu mau salaman dengan teman saya yng duda, segera ditolak dengan cepat ” Maaf, saya engga bisa menyentuh wanita yang bukan muhrim.” Katanya. Wajah wanita itu agar memerah. Merasa malu barangkali.
” Berapa usianya” tanya teman saya yng duda.
” 42 ” jawab wanita itu.
” Oh. Islam kan?
” Ya”
” Bisa sholat?
” Bisalah”
” Coba artikan Al-Fatihah?
Wanita itu diam namun tetap tersenyum.
” Kenapa diam.? Jawab pertanyaan saya”
Wanita itu diam. Dan tetap tersenyum. ” Kamu jangan senyum. Engga perlu goda saya. Kalau engga bisa terjemahkan AL fateha , bilang aja “
Wanita itu berdiri dan melangkah keluar ” Saya ke toilet dulu” katanya.
Selang beberapa waktu saya dapat SMS. ” Maaf, tadi sekretaris saya langsung pulang. Katanya teman duda kamu itu orang gila.” Jadi wanita tadi pergi ke toilet hanya alasan kabur dari pertemuan.
Saya melirik kearah teman saya yng masih duduk santai menanti wanita itu kembali dari toilet. Saya juga permisi pulang. kabooor. Engga berapa lama dia telp saya” Antum kemana ?
” Ada urusan lain” Kata saya.
” Terus ini yang bayan bill siapa ?
” Antum lah. “kata saya.
“Ana engga bawa duit. “
have a nice sunday.

Sumber: Intermezo-Diskusi dengan Babo

Comments are closed.